Thursday 26 February 2015

3 Hal Ini Saja Bisa Sebabkan Wanita ke Neraka

“AKU melihat ke dalam surga maka aku melihat kebanyakan penghuninya adalah fuqara’ (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam Neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penghuninya adalah wanita,” (Hadis Riwayat Al- Bukhari dan Muslim).
Timbul pertanyaan, apa yang menjadi penyebab para wanita lebih banyak menghuni neraka? Banyak hal, ternyata.
Namun, dengan tiga hal saja ternyata sudah cukup mendekatkan diri pada hal pedih di akhirat nanti.
1. Kufur Terhadap Suami dan Kebaikan-Kebaikannya
Seperti hadits Rasulullah SAW: “ … dan aku melihat Neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. Para sahabat pun bertanya : “Mengapa (demikian) wahai Rasulullah?” Baginda shallallohu Alaihi Wasallam menjawab : “karena kekufuran mereka.” Kemudian ditanya lagi : “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Baginda menjawab : “Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) nescaya dia akan berkata : ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (Hadis Riwayat Imam Al-Bukhari)
2. Durhaka Terhadap Suami
Kedurhakaan yang dilakukan seorang isteri terhadap suaminya pada umumnya berupa tiga bentuk kedurhakaan yang sering kita jumpai pada kehidupan masyarakat kaum Muslimin. Tiga bentuk kedurhakaan itu adalah durhaka dengan ucapan, durhaka dengan perbuatan, durhaka dengan ucapan dan perbuatan.
3. Tabarruj
Yang dimaksud dengan tabarruj ialah seorang wanita yang menampakkan perhiasannya dan keindahan tubuhnya serta apa-apa yang wajib ditutupnya dari pandangan lelaki bukan mahramnya.
Sebagaimana yang dihuraikan oleh Ibnul ‘Abdil Barr rahimahu ‘Llah ketika menjelaskan sabda Rasulullah shallallohu Alaihi: Wasallam tersebut. Ibnul ‘Abdil Barr menyatakan: “Wanita-wanita yang dimaksudkan Rasulullah shallallohu Alaihi Wasallam adalah yang memakai pakaian yang tipis yang menampakkan tubuhnya atapun yang menunjukkan bentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang berpakaian pada zahirnya dan telanjang pada hakikatnya … .”
Demikianlah penyebab kenapa wanita lebih banyak menghuni neraka.
Sumber :islam Poss

Sunday 15 February 2015

kemuliaan bukan tentang dimana kita bekerja?


Oleh: Herri Mulyono
HEMBUSAN dingin malam ini mengingatkanku tentang satu waktu di bulan Desember dua tahun lalu. Siang itu aku memutuskan untuk mengajak Azra dan Fariz berjalan menuju masjid terdekat, Leeds Grand Mosque, sekitar 2,4 km berjalan kaki.
Siang itu bukan biasa, terlebih Azra dan Fariz baru saja menginjakan kaki mereka di bukit Kirkstall setelah hampir 12 jam perjalanan dari Jakarta. Serta, awal musim dingin merupakan tantangan pertama yang harus dilalui oleh kakak beradi berumur 4 dan 5 tahun.
Aku sudah beritahu Azra dan Fariz, bahwa perjalanan kami akan melelahkan. Mereka hanya menganggukkan kepala, tanpa mengerti seberapa jauh 2,4 km itu. Yang mereka tahu, kami membawa bekal biskuit serta air minum bila mereka kehausan.
Di penghujung Argie Avenue, aku tahu Azra dan Fariz sudah kelelahan. Walau, udara dingin awal musim Winter ini tidak sedikitpun memberi ruang untuk kami berkeringat. Berjalan bukan hal biasa bagi anak-anak seperti mereka yang menghabiskan hidup di kota besar seperti Jakarta. Bahkan untuk jarak 200 meter saja, mereka lebih memilih untuk diantar naik motor.
Untuk menghibur, aku mulai bertanya-tanya kepada kakak beradik itu: kalau sudah besar ingin jadi apa?
Dari rangkaian ocehannya yang panjang itu Azra akhirnya memberi statement kunci:
“Pingin jadi tukang kue”.
Sontak saja aku terkejut, … padahal sebelumnya aku baru saja bercerita tentang arti nama yang ia sandang itu, Avicenna, seorang dokter. Harapanku, Azra mengikuti alur cerita yang aku mulai, dan menjawab bahwa ia ingin menjadi seorang dokter.
Tapi ternyata tidak! Azra berteguh pendirian bahwa ia ingin menjadi tukang kue.
“Enaklah,.. jadi tukang kue!” Begitu celotehnya sambil ketawa ketiwi ketika kutanya mengapa.
“Kalau Fariz ingin jadi Supir Taksi,” jawab Fariz dengan percaya dirinya.
“Maksud Fariz, Polisi?” sambil kutunjukkan sebuah mobil patroli yang baru saja melintas.
“Gak, supir taksi aja!” jawabnya kekeuh.
Rupanya penjelasanku tentang siapa itu Alhaitham, sang ahli matematika, tidak sedikitpun membekas.
“Enak jadi supir taksi, punya mobil, brem brem..,” tambah Fariz.
Pikiranku melayang jauh, mengambarkan seorang lelaki yang mendorong gerobak menjajakan kue dagangannya. Atau setidaknya, pria yang berdiri dibalik etalase beragam jenis jajanan.
Lalu, bergantilah khayalanku tentang seseorang yang tersenyum dibalik mobil biru dengan lampu di atapnya, yang kadang menyala, dan kadang pula mati.. “Mau kemana pak?”
Ku geleng-gelengkan kepala, mengusir lamunan tentang tukang kue dan supir taksi. “Ah pikiran anak-anak!”, aku mencoba menghibur diri.
Kami berhenti sejenak. Lampu lalu lintas di persimpangan Cardigan Road menyala warna merah. Siang itu jalan tidak terlalu ramai, hanya beberapa mobil saja yang lalu lalang.
“Memang ada yang salah dengan tukang kue dan supir taksi?” hati ku bertanya.
Oh tentu tidak, tidak ada yang salah dengan tukang kue dan supir taksi. Yang salah adalah diriku yang menganggap pekerjaanku lebih baik dari tukang kue dan supir taksi, atau setidaknya ada yang lebih baik dari sekedar menjadi tukang kue atau supir taksi.
Yang salah adalah diriku yang hatinya masih tertimbun materialisme. Dan, yang salah adalah diriku yang lupa, bahwa kemuliaan bukan tentang dimana kita bekerja, tetapi ridho Allah atas keringat dan kerja keras kita.
Semoga tuhan mengampuni dan membimbingku kembali pada cintaNya,.. aamiin []

Sang Direktur dan Tangan Ibu yang Berkerut


Kisah menginspirasi
SEORANG pria muda melamar posisi manajerial di perusahaan besar. Dia lulus wawancara pertama, dan sekarang akan bertemu dengan sang direktur perusahaan untuk wawancara akhir.
Direktur melihat CV prestasi akademik si pemuda yang hebat. Ia bertanya, “Apakah kau mendapatkan semua beasiswa di sekolah?”
“Tidak,” jawab si pemuda.
“Apakah ayahmu yang membiayai sekolahmu?”
“Ayah saya meninggal ketika saya berusia satu tahun. Ibu saya yang membanting tulang mencari biaya untuk sekolah saya,” si pemuda menjawab.
“Apa pekerjaan ibumu?”
“Ibu saya bekerja sebagai pencuci pakaian.”
Sang direktur meminta si pemuda untuk menunjukkan tangannya. Pemuda itu menunjukkan sepasang tangan yang halus dan lembut.
“Apa kau pernah membantu ibumu mencuci pakaian sebelumnya?”
“Tidak pernah. Ibu saya selalu ingin menyuruh saya belajar dan membaca. Selain itu, ibu saya dapat mencuci pakaian lebih cepat daripada saya.”
Direktur berkata, “Aku punya permintaan. Jika kaupulang ke rumah hari ini, bersihkan tangan ibumu, dan kemudian aku akan melihat tanganmu lagi…”
Si pemuda merasa kesempatannya untuk mendapatkan pekerjaan itu melambung tinggi. Ketika ia kembali ke rumah, ia meminta ibunya untuk mengizinkannya membersihkan tangan tua itu. Ibunya merasa aneh, ia bahagia, dan dengan perasaan campur aduk, ia mengizinkan anaknya melakukan permintaannya itu.
Si pemuda membersihkan tangan ibunya perlahan-lahan. Tiba-tiba air matanya jatuh perlahan. Itu adalah pertama kalinya ia melihat tangan ibunya penuh dengan kerutan, dan ada begitu banyak memar. Beberapa memar yang tersentuh ketika dibersihkan membuat ibunya meringis.
Ini adalah pertama kalinya si pemuda menyadari bahwa itu adalah sepasang tangan yang mencuci pakaian setiap hari sehingga biaya sekolahnya bisa terbayar. Memar di tangan ibunya adalah harga yang harus dibayar perempuan itu untuk pendidikan, kegiatan sekolahnya, dan masa depannya.
Setelah membersihkan tangan ibu, si pemuda diam-diam membasuh semua pakaian sisa ibunya.
Malam itu, ibu dan anak berbicara lama.
Keesokan paginya, si pemuda pergi lagi menghadap direktur.
Direktur melihat air mata di mata si pemuda. Ia pun bertanya: “Bisa kauceritakan apa yang telah kaulakukan dan pelajari kemarin di rumahmu?”
Pemuda menjawab, “Saya membersihkan tangan ibu saya, dan juga membersihkan semua sisa pakaiannya.
“Saya baru sadar sekarang apa itu penghargaan. Tanpa ibu saya, saya tidak akan menjadi siapa saya hari ini. Dengan membantu ibu saya, sekarang saya menyadari betapa sulitnya mendapatkan sesuatu di dunia. Dan saya di sini untuk menghargai pentingnya dan nilai untuk membantu keluarga.”
Sang direktur berkata, “Ini adalah apa yang aku cari dari seorang manajer. Aku ingin merekrut orang yang dapat menghargai bantuan lain, seseorang yang tahu penderitaan orang lain untuk mendapatkan hal-hal yang dilakukan dan orang yang tidak akan menempatkan uang sebagai sekadar tujuan dalam hidup. Kau diterima bekerja di sini.” []
Oleh ISLAM POS dikutip ulang.

Friday 13 February 2015

Yuk Hadiri Mabit Dimasjid raya

HADIRILAH. Tablig Akbar "I'M MUSLIM NO VALENTINE"Mari akhi ukti. Kita bangun pondasi islam. Benteng benteng yang akan menahan arus zaman yg begitu kuat. Ingat janji Allah ttg Orang yang berjuang agama Allah.
Hadiri. Ajak sanak saudara ncik puan tuan dan kawan.
Mari kita tunjukkan bahwa umat Muslim itu pantang melakukan hal hal kaum musyrikin.

Catat tanggal nya dan hadiri lah
 

Thursday 12 February 2015

JASAD PENGHAFAL AL QUR'AN UTUH SETELAH 28 TAHUN DIKUBUR

JOMBANG ? Warga Dusun Bangunrejo Desa Gondek Kec Mojowarno geger. Pasalnya, salah satu warga menemukan salah satu jasad yang berumur 28 tahun itu masih utuh. Penemuan jasad yang diketahui bernama Mbok Raki itu pertama kali ditemukan Sutaji.

saat itu ia sedang membersihkan salah satu saluran irigasi di sawah. Ia tiba-tiba dikejutkan adanya jenazah yang longsor akibat saluran air yang menggerus itu.

??Awalnya saya kaget. Apalagi jenazah itu masih tampak utuh dengan balutan kain kafan yang masih menempel,?? kata Sutaji.

Setelah ia teliti, ternyata jenazah tersebut berasal dari salah satu makam yang di batu nisannya tertulis nama Mbok Raki. Dari sana dia baru sadar, jika Mbok Raki itu telah meninggal 28 tahun yang lalu karena sakit yang dideritanya.

Beberapa warga juga memastikan jika jasad tersebut adalah Mbok Raki. Tak hanya warga saja yang ikut memastikan, sejumlah keluarga Mbok Raki juga sempat menilik jasad yang masih utuh tersebut. ??Keluarganya juga yakin, jika jasad itu adalah Mbok Raki,?? terangnya.

Iapun akhirnya tak heran dengan kondisi jasad yang masih utuh itu. Pasalnya, Mbok Raki dikenal dengan ibu yang gemar membaca Al-Quran semasa hidupnya. Bahkan, ia bisa menghafal seluruh isi Al Quran. ??Memang dia hafidho (hafal al Quran). Pantas saja jenazahnya masih utuh meski puluhan tahun sudah dikuburkan,?? paparnya.

Tak pelak, jenazah Mbok Raki ni menjadi tontonan beberapa warga yang ingin memastikan keajaiban para penghafal Al Quran itu. Namun salah satu keluarga Mbok Raki meminta agar jenazah salah satu keluarganya tersebut kembali dimakamkan.

Asmirin salah satu cucu Mbok Raki mengatakan, selama hidup neneknya tersebut memang rajin membaca Al Quran. Bahkan neneknya tersebut sempat mengajarkan bagaimana menghafal seluruh isi kitab suci agama Islam itu. ??Tapi tak sampai selesai, beliau sudah meninggal,?? kata Asmirin sembari langsung ikut mengubur kembali jenazah neneknya itu. (Tritus Julan/Sindo/ahm)

sumber : http://forumbebas.com/jasad-penghafal-al-quran-ditemukan-utuh

Wednesday 11 February 2015

10 Jenis Mayat Yang Tidak Akan Busuk Di Dalam Kubur


SEMUA yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Dan jika sudah mati, maka jasad akan membusuk dalam tanah. Namun Rasulullah SAW menyebutkan bahwa ada sepuluh orang yang mayatnya tidak akan busuk.

Disebutkan dalam hadits Rasulullah Saw bahwa sepuluh orang yang mayatnya tidak busuk dan akan bangkit dalam keadaan tubuh seperti semula pada hari kiamat sebagai berikut:
1. Para nabi.

2. Para ahli jihad fisabilillah.

3. Para alim ulama yang menegakkan kalimat Allah.

4. Para syuhada yang sentiasa memperjuangkan Islam.

5. Para penghafal Alquran dan beramal dengan Alquran.

6. Imam atau pemimpin yang adil dalam menegakkan syariat Allah.

7. Muadzin yang tidak meminta imbalan.

8. Wanita yang meninggal sewaktu melahirkan anak serta senantiasa taat pada perintah Allah.

9. Orang mati dibunuh atau dianiaya karena mempertahankan kehormatan diri dan agama.

10. Orang yang mati di siang hari atau di malam Jumat jika mereka itu dari kalangan orang yang beriman yang sentiasa menjaga hukum agama semasa hidup di dunia.  (HR Bukhari Muslim).

*http://zilzaal.blogspot.com/2013/06/10-jenis-mayat-yang-tidak-akan-busuk-di.html