Jasadnya masih berdarah, dan harum, bahkan tangannya masih menutup lukanya dilambung yang terkena tombak, yang masih keluar darah, walaupun sudah beberapa ribu tahun. Dan yang satu lagi adalah Abdullah bin Jaz karena diketahui kuping dan hidungnya terpotong-potong karena diikat benang. Kedua orang inilah yang sekarang nisannya ada di Uhud. Jadi kalau sekarang kita berziarah ke gunung uhud, hanya ada 2 nisan saja.
Hadis shohih mengatakan jasad para nabi dan rasul tidak dimakan oleh tanah, dan hal ini dibuktikan Al qur’an sebagaimana yang terdapat dalam kisah nabi Sulaiman AS. Nabi Sulaiman ketika sudah mau wafat, dia berpegangan kepada tongkatnya sambil tersenyum memandang jin yang sedang bekerja membangun istana Sulaiman (haikal Sulaiman), termasuk masjidil aqso. Setelah nabi Sulaiman wafat, jin-jin tersebut tidak mengetahui sehingga mereka bekerja terus siang dan malam karena merasa diperhatikan oleh nabi Sulaiman yang tidak bergerak-gerak sambil tersenyum, sampai akhirnya nabi Sulaiman jatuh tersungkur karena tongkatnya keropos dimakan oleh rayap.
Sebagaimana yang telah kita ketahui, tongkat raja pasti kalau disini diserupakan dengan kayu jati, yang keras, atau kayu cendana, tapi kalau disana namanya kayu Kokaa, keistimewaannya karena mampu untuk menahan serangan dari sihir. Allah meletakkan barokah dimana Allah mau, kadang di air, kadang di kayu, dan salah satunya kayu kokaa seperti tongkat nabi Sulaiman dan tongkat nabi Musa, sehingga jin pun tidak berani.
Dan hal tersebut membuktikan bahwa jasad nabi Sulaiman tidak busuk, karena kalau busuk, 2 sampai 3 hari sudah bau, tapi ini berpuluh-puluh tahun sampai tongkatnya keropos dimakan rayap dan jatuh tersungkur. Setelah itu para jin baru tahu bahwa nabi sulaiman telah wafat sambil berkata, “Ah, seandainya kami tahu tentang hal hal yang gaib, pasti kami tidak akan meneruskan perintah dari nabi Sulaiman ini, sungguh kami terhina gara gara hal ini (bahwa mereka tidak mengetahui tentang hal yang gaib) sehingga tidak menyadari bahwa Nabi Sulaiman telah wafat”,
Inilah yang menyebabkan, satu dalil yang shohih dari pada Al qur an, bahwa keyakinan kita sebagai Ahlus sunnah wal jam’ah akan jasad nabi dan rasul tidak hancur dimakan tanah dan tidak busuk. Dan hal ini bukan tahyul (kurafat), karena ini adalah iman yang shohih berdasarkan penjelasan dari Al qur an dan sunnah rasul, dan ada dalil dalil yang mendukung hal tersebut.
Bisakah jasad kita tidak dimakan oleh tanah?, Bisa kalau kita sholeh, hafiz Al quran, mati syahid, atau kita istiqomah dalam agama sampai mati, “Innalladziina qoolu robbunallah tsummas taqoomu tatanazzalu alaihimul malaaikah alla takhoofu wala tahzanu, wa absyiruu bil jannatil latii kuntum tuu ‘aduun.” “sesungguhnya bagi orang orang yang telah mengatakan, Rob kami adalah Allah, kemudian mereka istiqomah didalamnya, maka kami akan menurunkan kepada mereka malaikat malaikat, tidak akan ada ketakutan dan kegelisahan pada diri mereka, dan kabarkanlah kepada mereka akan surga yang telah dijanjikan” (surah haamiim assajadah).
Nabi Muhammad adalah manusia pilihan (mustofa), dipilih, mukhtar, dan bukan sembarang manusia, sebab dari sekian miliar manusia yang ada di bumi, beliaulah yang dipilih Allah untuk menjadi nabi penutup, khotamun nabiyyin, sayyidul anbiya’ wal mursaliin, penghulunya para rasul dan nabi, sayyidul ‘anam, sayyidul bani adam, penghulu seluruh manusia dari nabi adam sampai hari kiamat.
Jadi Nabi Muhammad saw itu agung, pangkatnya tertinggi, walaupun ia sama dengan nabi dan rasul yang lain, “Laa nu farriqu baina ahadim min rusulih,..” Allah tidak membeda bedakan antara rasul yang satu dengan yang lain, tetapi Allah berhak untuk memberikan kelebihan antara satu rasul dengan rasul rasul yang lain,
Sebuah “Kesaksian”
Dr Thariq As-Suwaidan dalam kasetnya yang berharga, “Qisshatun Nihayah”, yang dinukil secara langsung dari Syaikh Mahmud Ash-Shawaf menyebutkan peristiwa besar yang dialami oleh sebagian ulama dalam penguburan ulang sebagian sahabat yang gugur syahid di perang Uhud.
Bagaimana mereka menyaksikan para sahabat setelah 1400 tahun berlalu, bagaimana jasad mereka seperti sedia kala tanpa perubahan, tanpa pembusukan. Sebagai bukti nyata atas kebenaran berita gembira dari Nabi Muhammad SAW kepada para syuhada, bahwa bumi tidak memakan jasad mereka.
Berikut adalah sebagian dari kaset pembicaraan Dr Thariq As-Suwaidan tentang peristiwa tersebut.
“Syaikh Mahmud Ash-Shawaf telah menyampaikan kepada kami bahwa dia adalah salah seorang yang diundang dari kalangan ulama besar untuk pemakaman ulang para sahabat yang gugur syahid di perang Uhud di kompleks kuburan syuhada Uhud, pekuburan yang terkenal. Karena diterjang banjir, maka sebagian jasadnya muncul ke permukaan. Para ulama diundang untuk mengubur ulang para sahabat tersebut.
Beliau berkata” Di antara orang yang aku kuburkan adalah Hamzah, badannya besar, kedua telinga dan hidungnya terpotong, perutnya terbelah, dia meletakkan tangannya diatas perutnya. Ketika kami menggerakkannya dan mengangkat tangannya, darahnya mengalir. Aku menguburkannya bersama sahabat-sahabat lainnya yang gugur syahid di Uhud.”
Dr Thariq As-suwaidan berkata,” ini adalah perkara yang terbukti secara mutawatir dan dengan mata kepala. Semoga Allah menyampaikan kita semua ke derajat para syuhada. Syaikh Mahmud telah menyampaikan kepada kami tentang aroma harum misk yang berasal darinya ketika darah mengalir dari jasad Hamzah.”
Subhanallah, setelah 1400 tahun lebih, betapa agungnya Engkau ya Allah. Alangkah besarnya kekuasaan-Mu, Maha suci Engkau. Betapa utamanya, betapa mulianya, Allah memberikannya kepada para syuhada. Jika seperti itu kemuliaan jasadnya yang terpendam di perut bumi yang tak seorangpun melihatnya, lalu bagaimanakah dengan kemuliannya di surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
Selamat bagi yang telah melihat sahabat mulia ini, Hamzah bin Abdul Mutthalib paman Rasulullah SAW.
Pertanyaan : Benarkah jasad Rasul tidak hancur ?
Jawab: Pernah terjadi pada zaman Sultan Sholahuddin Al Ayyubi, ketika perang Salib, orang Kristen mengirim 2 orang anggotanya yang berwajah seperti orang Arab, datang ke Madinah dan tinggal serta bergaul dengan orang-orang Madinah. Dan pada suatu hari, sang Penguasa Madinah bermimpi bahwa telah datang Rasulullah kepadanya dan meminta kepadanya untuk menyelamatkan jasad beliau dari 2 orang yang ditunjukkan wajahnya. Setelah mimpi tersebut berkali kali dialaminya, akhirnya beliau memanggil seluruh warga Madinah untuk berkumpul dan bersalaman kepadanya satu persatu.
Akhirnya setelah diketahui, kedua orang tersebut ternyata telah membuat suatu terowongan yang mengarah ke makam Nabi Muhammad dan berencana untuk mencuri jasad beliau karena mereka berkeyakinan kalau jasad Nabi tidak hancur dan setelah jasad tesebut dicuri oleh mereka, maka pasukan Islam akan menyerah. Setelah diketahui hal tersebut, maka kedua orang Kristen itu akhirnya dihukum pancung, dan Raja Mesir waktu itu menyuruh pemerintah Madinah untuk membuat batasan berupa campuran beton dan perunggu jauh kedalam tanah untuk melindungi jasad Nabi Muhammad dan keempat sahabatnya dari pencurian.
sumber : Ensiklopedi Kisah Generasi Salaf; Syaikh Ahmad Salim Baduwailan.
Seri KAJIAN SHIROH NABAWIYAHDaarut Tauhiid Jakarta , Ust.Tengku Zulkarnaen
Copas dr catatan : Samirah Awatiilah : http://www.facebook.com/notes/samirah-awatiilah/kesaksian-bumi-tidak-memakan-jasad-para-syuhada/168889573134361
0 comments:
Post a Comment