Subhanallah, betapa indahnya keluarga yang ayah, ibu, dan anak-anaknya, seluruhnya memiliki kecintaan terhadap Al-Qur’an
KASUS demi kasus
kejahatan yang melibatkan anak di bawah umur, atau tepatnya mereka yang
berstatus remaja alias ABG sungguh sangat memprihatinkan.
Semua itu terjadi karena sebagian besar
dari mereka, para remaja itu, tidak memiliki pedoman hidup islami,
sehingga yang mereka pikirkan hanyalah trend dan kesenangan belaka.
Untuk itu, sangat penting bagi setiap
keluarga Muslim untuk mencegah putra-putrinya, terutama yang sudah
menginjak masa remaja dari segala macam dampak negatif pergaulan yang
kini sangat terbuka dan massif.
Tentu banyak sekali cara atau alternatif
yang bisa kita lakukan. Akan tetapi, dalam konteks keseharian, cara
terbaik untuk remaja memiliki pedoman hidup islami, selfconfidence dalam segala kebaikan, menumbuhkan rasa cinta mereka dalam membaca Al-Qur’an merupakan cara yang paling strategis.
Selain akan membangun wawasan Qur’ani, frame
berpikir islami mereka juga akan terbangun. Dan, yang paling menarik
bagi para orangtua, setiap bacaan yang mereka lakukan, berimbas pahala
kebaikan bagi kedua orangtua pada setiap hurufnya. Lebih jauh dari itu,
remaja yang dekat dengan Al-Qur’an, peluang menjadi anak sholeh dan
sholehah jauh lebih terbuka.
Oleh karena itu, menjadi tantangan yang
menarik sebenarnya untuk para orangtua bersungguh-sungguh menumbuhkan
rasa cinta anak-anaknya dalam membaca Al-Qur’an, sangat baik dari belia,
mendesak saat remaja dan penting mendesak saat mereka dewasa.
Pertama,
mengajak anak untuk mengerti keutamaan-keutamaan dari membaca Al-Qur’an.
Allah Ta’ala tidak pernah memberikan perintah, melainkan telah
disiapkan balasan kebaikan-kebaikan yang luar biasa, termasuk dalam hal
membaca Al-Qur’an.
Rasulullah bersabda, “Siapa yang
membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan
bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya
dan aku tidak mengatakan ‘Alif-Laam-Miim’ satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
Kemudian, sabdanya, “Siapa yang membaca 100 ayat pada suatu malam dituliskan baginya pahala shalat sepanjang malam.” (HR. Ahmad).
Hadits kedua ini tepat untuk memotivasi
anak memanfaatkan sebagian malamnya untuk membaca Al-Qur’an. “Setidaknya
100 ayat nak kamu baaca di waktu malam, insya allah kamu akan dapat
pahala seperti orang sholat sepanjang malam,” begitu mungkin sekedar
contoh dalam mendorong anak-anak kita mengamalkannya.
Dan, sampaikanlah keutamaan terbesar dari membaca Al-Qur’an ini kepada anak kita, “Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim).
Kedua, bangun
budaya membaca Al-Qur’an di dalam rumah sendiri. Orangtua tentu sangat
ingin anak-anaknya gemar membaca Al-Qur’an. Tetapi sangat tidak pantas
jika anak diharap cinta Al-Qur’an, sementara orangtua justru tidak
berusaha memberi teladan.
Oleh karena itu, sejatinya tidak ada
alasan untuk tidak bisa membangun budaya mulia ini. Mulai saja secara
bersama-sama. Ayah, ibu, anak, semuanya membiasakan diri membaca
Al-Qur’an bersama setiap lepas Maghrib sampai Isya’.
Lebih baik lagi, jika selepas Isya’ hingga
terasa mengantuk. Hal ini akan sangat baik, mengingat jam-jam tersebut
banyak sekali acara di televisi yang kurang tepat bagi tumbuh kembangnya
iman dari anak-anak kita.
Mungkin, pada awal kali mencoba, membangun budaya ini terasa berat. Tetapi, semua bisa dilakukan dengan enjoy
karena kebiasaan. Oleh karena itu, berat di awal jangan sampai
menghalangi kita dari membudayakannya bersama anak-anak, di rumah kita
sendiri.
Ketiga,
mengambil pelajaran dari keluarga yang menghafal Al-Qur’an. Sekedar
membaca mungkin akan menimbulkan kesan monoton. Untuk itu sangat penting
orangtua mencari referensi keluarga penghafal Al-Qur’an.
Di negeri ini sudah mulai bermunculan
keluarga-keluarga yang anak-anak dan orangtuanya penghafal Al-Qur’an.
Selain itu juga sudah mulai cukup banyak pesantren tahfidz. Dengan
demikian, langkah kita untuk mendapat pelajaran dari mereka yang telah
membuktikannya, bukan lagi suatu yang sulit. Tinggal kemauan semata.
Jika memang ada referensi, jangan sungkan
untuk bersilaturrahim dengan keluarga yang anak-anaknya hafal Al-Qur’an.
Keluarga itu tentu memiliki pengalaman hidup yang sangat berguna bagi
kita yang baru berupaya membangun budaya membaca Al-Qur’an bersama anak
di rumah sendiri.
Kita bisa dialog dengan mereka, bagaimana
perjuangannya menanamkan rasa cinta terhadap Al-Qur’an, sehingga
anak-anaknya bisa hafal Al-Qur’an. Jika sudah dilakukan, kita bisa
meminta bantuan doa kepadanya, agar kita dan anak-anak kita dimudahkan
dalam menghafal Al-Qur’an.
Subhanallah, betapa indahnya
keluarga yang ayah, ibu, dan anak-anaknya, seluruhnya memiliki kecintaan
terhadap Al-Qur’an, sehingga senantiasa membacanya. Dan, tidak ada
waktu yang dilalui, melainkan senantiasa ada ayat-ayat Al-Qur’an yang
disenandungkan. Kemudian tidak berpikir, berbicara dan bertindak,
kecuali sesuai tuntunan Al-Qur’an. Wallahu a’lam.*
Sumber : http://www.hidayatullah.com/kajian/gaya-hidup-muslim/read/2015/01/27/37574/tiga-langkah-menumbuhkan-kecintaan-anak-baca-al-quran.html#.VMhjR6OdTIU
0 comments:
Post a Comment