Saturday 31 January 2015

Fatamorgana Indahnya Selingkuh

AKU masih termangu tak percaya dengan beberapa sms yang barusan aku terima. Kalimatnya menohok hatiku. Membuat rasa tak nyaman menjalar dalam desiran darahku. Aku tak mengenal nomor pengirimnya, tapi rasanya aku tahu siapa dia. Sepenggal kalimat yang kemudian benar-benar mengusik hatiku. Bukan karena aku merasa terganggu, tapi lebih dari itu. Rangkaian kalimatnya menuntunku untuk berpikir tentang sebuah kata : selingkuh. Sebuah kata yang di saat sekarang telah sedikit banyak menodai ikatan agung pernikahan.
Selingkuh menjadi tren dan semakin akrab di telinga masyarakat sejak dipublikasikannya sebuah hasil penelitian beberapa tahun lalu, yang menyatakan bahwa 2 dari 3 pria Jakarta melakukannya. Artinya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dua diantara tiga orang pria ternyata tidak setia pada pasangan. Meski begitu bukan berarti hanya pria yang terkategori tidak setia, karena pada faktanya banyak juga wanita yang melakukan hubungan khusus di luar pernikahan syahnya alias selingkuh. Selingkuh tak lagi hanya didominasi suami sebagai pelakunya. Para istripun seolah tak mau kalah ikut serta berperan aktif di dalamnya.
Mengutip perkataan pelaku selingkuh, selingkuh itu indah, sensasinya amat menggetarkan, nikmatnya mendebarkan, tantangannya memacu adrenalin, dan rasanya menggoda, pokoknya melebihi hubungan syah dalam pernikahan. Sensasi inilah yang mungkin memicu orang untuk berselingkuh, tak ada pembedaan mengenai siapa yang lebih berpeluang selingkuh, pria atau wanita. Ketika sama-sama tak beriman, maka keduanya tidak berbeda, berpotensi untuk selingkuh. Selingkuh menjadi hal indah ditengah rutinitas membosankan setelah bertahun-tahun mengarungi bahtera perkawinan, tanpa menyadari keindahan dalam selingkuh hanya sebuah fatamorgana. Nikmat membawa dosa. Dan yang namanya dosa maksiat pasti akan membawa sengsara dunia akhirat jika tak segera bertobat.
Hakikatnya, dalam Islam selingkuh adalah salah satu perbuatan yang mendekati zina. Aktifitas yang terjadi saat aturan Islam tentang pergaulan dicampakkan. Berdua-duaan, bersepi-sepi dan berkomunikasi tanpa batas. Rambu-rambu interaksi antar lawan jenis yang hanya boleh pada masalah pendidikan, pengobatan dan jual beli dilanggar dengan sadar dan sengaja.
Perselingkuhan pada dasarnya adalah juga perbuatan yang mengikuti hawa nafsu. Tak mungkin yang namanya selingkuh, tidak terpikirkan masalah sex dan syahwat. Apalagi jika pelakunya adalah orang-orang yang pernah atau sedang terikat oleh tali pernikahan. Karena siapapun ia, pria atau wanita sama-sama memiliki kebutuhan biologis untuk dipenuhi. Tiap manusia telah Alloh anugerahi dengan sex feeling tersendiri untuk daya tarik terhadap lawan jenis. Pemanfaatan atas anugerah inilah apakah sesuai dengan aturan main Alloh atau tidak, yang akan dimintai Alloh pertanggungjawaban.
Fenomena perselingkuhan saat sekarang di masyarakat benar-benar telah sampai pada titik yang sangat mengkhawatirkan. Bahkan bukan hal rahasia lagi jika perselingkuhan pun menimpa kalangan dewan yang terhormat. Setidaknya ini terlihat dari banyaknya aduan yang masuk ke DPR  sebagaimana yang ditayangkan TV One beberapa hari lalu. Kalangan elit atas saja yang notabene berpendidikan dan tahu aturan agama juga berselingkuh, bagaimana dengan kalangan rakyat biasa. Rakyat kebanyakan yang mungkin  juga bercermin pada wakil-wakilnya di DPR.
Demikian juga dengan kasus AF bersama puluhan wanita cantik di sekelilingnya, semakin menunjukkan bahwa selingkuh telah menjadi jalan alternatif yang “menarik dan menantang” untuk memenuhi hasrat ketertarikan dengan lawan jenis. Belum lagi kasus-kasus perselingkuhan lain yang beritanya bertaburan di berbagai media hampir setiap hari.
Setidaknya ada beberapa alasan yang melatarbelakangi mengapa seseorang berselingkuh. Mungkin awalnya tak berniat selingkuh, tapi ketika mulai muncul tindakan curhat berbagai masalah pada bukan pasangan halal, sejatinya telah membuka celah bagi syaiton untuk semakin masuk ke dalam. Seperti sebuah peribahasa bahwa benih-benih cinta mulai tumbuh karena seringnya bersama /bertemu. Bisa jadi karena ada persoalan di antara suami istri dengan segala macam bentuknya, selingkuh jadi pelarian. Bahkan karena jatuh cinta lagi pada orang lain di saat cinta dengan pasangan mulai layu dan memudar pun bisa menjadi penyebab perselingkuhan. Intinya hanya bermuara pada satu hal : meninggalkan hukum yang datangnya dari Alloh.
Apakah hukum Jahiliyah yg mereka kehendaki, & (hukum) siapakah yg lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yg yakin? ( TQS: Al Maidah 50 )
Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna, yang berisi segala macam hukum yang komprehensif yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Islam adalah rahmatan lil ‘alamin. Maka ketika Islam disisihkan, terjadilah kekacauan dan permasalahan menimpa manusia. Salah satunya adalah selingkuh yang membawa dampak amat mengerikan. Perceraian, perzinahan, bahkan lahirnya generasi tanpa nasab dan tak jelas siapa ayahnya.
Alloh Sang Pencipta manusia lebih tahu apa yang terbaik untuk manusia. Karena itulah bersama dengan penciptaan manusia, Alloh menurunkan seperangkat aturan agar kehidupan manusia penuh keberkahan dan kebahagiaan dunia akhirat. Kala aturanNya diterapkan, maka tak akan pernah ada permasalahan yang muncul akibat ulah tangan manusia sendiri yang membuat kerusakan di muka bumi. Hidup lebih indah jika menaatiNya, termasuk pasti lebih indah tanpa ada selingkuh. []

Subhanallah, Inilah Yang Dialami Seorang Ibu Ketika Melahirkan

Ubadah ibn Shamit ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bertanya, “Siapa yang kalian anggap sebagai syahid?” Mereka menjawab, “Yang berperang hingga terbunuh di jalan Allah Swt.” Mendengar jawaban tersebut beliau bersabda, “Kalau begitu orang yang syahid di antara umatku sedikit. Namun, orang yang terbunuh di jalan Allah syahid, orang yang mati karena penyakit di perut syahid, orang yang kena wabah penyakit syahid, wanita yang meninggal dunia sementara dalam perutnya terdapat janin juga syahid (entah sebelum atau sesudah melahirkan).” (HR Imam Ahmad, Ibn Majah, dan Ibn Hibban).
BETAPA luar biasanya Islam memosisikan seorang ibu hamil. Bisa dipahami tentu saja. Saat seorang ibu hamil tubuhnya menjadi rentan akan ‘bahaya’. Berat tubuhnya menjadi dua kali lipat, karena memebawa kita di dalam rahimnya. Hal itu berlangsung kurang lebih selama sembilan bulan. Kecintaannya kepada kita telah dicurahkannya sejak saat itu, ia selalu mendahulukan keselamatan bayinya daripada dirinya sendiri. Ia tidak pedulikan berat beban tubuhnya yang bertambah karena kehdiran kita di rahimnya.
Saat melahirkan pun menjadi waktu yang dinantikan oleh seorang ibu. Saat dimana ia dapat melihat buah hatinya setelah selama kurang lebih sembilan bulan mengandungnya. Namun saat-saat ini juga merupakan saat-saat yang paling beresiko tinggi dalam hidupnya. Karena melahirkan rentan sekali dengan kematian. Tak sedikit ibu yang rela mengorbankan nyawanya demi lahirnya sang buah hati.
Pada saat proses melahirkan, ibu juga tidak sepenuhnya mengerti apa yang menyebabkan proses melahirkan terjadi. Akan tetapi perubahan kadar hormon memengaruhi pelunakan dan persiapan cervix (leher rahim) dan kontraksi. Kontraksi-kontraksi yang terjadi sebelum persalinan semakin kuat dan semakin teratur.
Uterus wanita sesungguhnya terbentuk dari lapisan otot yang sebagian mengitari uterus (rahim) dan sebagian lainnya naik dan turun di dalam uterus. Kontraksi dari otot-otot tersebut menarik cervix dan membantunya membuka dan mendorong bayi untuk bergerak turun.
Tekanan dari kepala bayi melawan cervix selama kotraksi juga membantu menipiskan dan membuka cervix. Untuk memberikan Anda gambaran terhadap proses ini, cobalah untuk membayangkan saat Anda mengenakan kaos turtleneck (yang menyerupai leher kura-kura). Leher dari kaos tersebut cukup tebal tapi lebih kecil daripada kaos itu sendiri, akan tetapi ketika Anda memasukan kepala Anda untuk melewatinya, ujung leher pada kaos tersebut menjadi melar dan kemudian terbuka.
Pada awal proses persalinan, kontraksi-kontraksi yang terjadi secara bertahap semakin sering dan kuat. Jika bidan atau dokter Anda memeriksa cervix Anda, Anda mungkin akan mengetahui bagaimana cervix Anda mengalami perubahan.
Pembukaan dan pengelupasan yang lambat mungkin terjadi selama fase ini, namun hal tersebut adalah normal. Kebanyakan perempuan memilih untuk menghabiskan masa awal proses persalinan di rumah karena mereka merasa lebih leluasa untuk bergerak, mandi, makan, atau menonton TV.
Kebanyakan dokter dan bidan juga menyetujui hal itu. Fase awal persalinan merupakan fase yang sulit untuk diprediksi. Beberapa perempuan mungkin tidak menyadarinya, sedangkan yang lain mungkin mengalami rasa sakit dalam jangka waktu yang lama.
Selama proses persalinan, kontraksi semakin kuat dan teratur. Kontraksi biasanya terjadi setiap tiga atau lima menit. Anda akan menyadari bahwa Anda perlu mengkonsentrasikan diri Anda pada setiap kontraksi. Cervix Anda akan mulai berubah dengan cepat dan hal ini mempermudah Anda untuk memprediksi jangka waktu kapan fase ini akan berakhir.
Beberapa peneliti memperkirakan jangka waktu yang diperlukan oleh perempuan yang baru pertama melahirkan adalah antara lima sampai sepuluh jam, sedangkan untuk perempuan yang sudah pernah melahirkan adalah antara dua sampai delapan jam. Subhanallah. [sa/islampos]