Oleh: Faris Khoirul Anam
MARAH dan emosi adalah
tabiat manusia. Oleh karena itu, agama memerintahkan kita untuk
mengendalikan kemarahan itu, agar tak sampai menimbulkan dampak negatif.
Al-Khaththabi menafsirkan ucapan Nabi pada salah seorang sahabat;
لاَ تَغْضَبْ ÙˆَÙ„َÙƒَ الْجَÙ†َّØ©ُ.
“Janganlah marah dan bagimu surga.” (HR. Al-Thabrani), dengan penjelasan: Jauhilah hal-hal yang membuatmu marah atau dapat memicu kemarahanmu.
Dijelaskan secara medis, marah berlebihan
dapat memiliki dampak serius pada kesehatan seseorang. Ketika marah,
tubuh seseorang akan melepaskan hormon-hormon stres seperti kortisol dan
adrenalin. Bila terlalu banyak, hormon tersebut dapat meningkatkan
tekanan darah dan menyebabkan masalah kesehatan.
Saat marah, kita akan merasa jantung
berdebar dan bernapas lebih cepat. Bila marah tingkat tinggi, akan
terjadi ketegangan di bahu atau bahkan hingga mengepalkan tangan. Jika
mengalaminya, Anda sebaiknya segera mengendalikan diri agar tidak
berlanjut.
Menahan marah itu memang bukan pekerjaan
mudah. Karenanya Nabi mengumpamakan orang yang dapat mengendalikan
kemarahan dan emosinya, sebagai orang terkuat. (lihat: Fath al-Bari,
10/520).
Nabi juga melarang umatnya untuk marah,
namun jika marah, Nabi telah banyak mencontohkan bagaimana seharusnya
mengendalikan rasa amadalah. [Baca juga: Beginilah Marahnya Rasulullah]
Berikut beberapa cara untuk meredam kemarahan, sesuai petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassallam:
1. Membaca Ta’awwudz. Rasulullah bersabda “Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu A’udzu billah minasy syaithaanir rajim (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk).” (HR. Bukhari Muslim).
2. Berwudlu. Rasulullah bersabda, “Kemarahan
itu dari setan, sedangkan setan tercipta dari api, api hanya bisa padam
dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah.” (HR. Abu Dawud).
3. Mengubah posisi. Dalam sebuah hadits dikatakan, “Kalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah.” (HR. Abu Dawud).
4. Diam. Dalam sebuah hadits dikatakan, “Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah.” (HR. Ahmad).
5. Bersujud, artinya shalat sunnah mininal dua rakaat. Dalam sebuah hadits dikatakan “Ketahuilah,
sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau
melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya?
Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan
pipinya dengan tanah (sujud).” (HR. Tirmidzi).*
Penulis adalah pengurus MIUMI Malang.
Artikel merupakan salah satu bagian dari buku “The Amazing Rasulullah:
Menguak Sisi Unik dan Inspiratif Keseharian Nabi Muhammad” yang segera
akan terbit.
0 comments:
Post a Comment