KETIKA memasuki sebuah showroom, butik, atau toko yang
menjual pakaian wanita, kita akan mendapatkan pakaian dengan berbagai
bentuk, corak, dan ragamnya. Mau pilih yang mana? Semuanya terserah
kita. Sebab kita sendiri yang akan memakainya. Kita pula yang akan
menerima konsekuensi dari memakai pakaian tersebut.
Pakaian dapat kita analogikan dengan kepribadian. Seperti halnya
pakaian, kepribadian wanita pun memiliki beragam jenis dan corak. Kita
diberi kebebasan untuk memilih tipe mana saja yang paling disukainya.
Namun ingat, dalam setiap pilihan ada tanggung jawab yang harus dipikul.
Karena itu, agar tidak menyesal di kemudian hari, Al-Qur’an memberi
tuntunan kepada orang orang beriman (khususnya Muslimah) agar tidak
salah dalam memilih kepribadian.
Setidaknya ada lima tipe wanita dalam Al-Qur’an, yakni, pertama, tipe
pejuang. Wanita tipe pejuang memiliki kepribadian kuat. Ia berani
menanggung risiko apa pun saat keimanannya diusik dan kehormatannya
dilecehkan. Tipe ini diwakili oleh Siti Asiyah binti Mazahim,
istri Fir’aun.
Walau berada dalam cengkraman Fir’aun, Asiyah mampu menjaga aqidah
dan harga dirinya sebagai seorang Muslimah. Asiyah lebih memilih istana
di surga daripada istana di dunia yang dijanjikan Fir’aun.
Allah SWT mengabadikan do’anya, “Dan Allah menjadikan perempuan
Fir’aun teladan bagi orang-orang beriman, dan ia berdo’a : Ya Tuhanku,
bangunlah untukku sebuah rumah di sisiMu dalam surga dan selamatkanlah
aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang
dzalim.” (QS. At-Tahriim: 11).
Kedua, tipe wanita shalihah yang menjaga kesucian dirinya. Tipe ini
diwakili Maryam binti Imran. Hari-harinya ia isi dengan ketaatan kepada
Allah. Ia pun sangat konsisten menjaga kesucian dirinya.
“Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak
pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang
pezina!” demikian ungkap Maryam (QS. Maryam: 20).
Karena keutamaan inilah, Allah SWT mengabadikan namanya sebagai nama
salah satu surat dalam Al-Qur’an (QS. Maryam [19]). Maryam pun diamanahi
untuk mengasuh dan membesarkan Kekasih Allah, Isa putra Maryam (QS.
Maryam [19] : 16-34). Allah SWT memuliakan Maryam bukan karena
kecantikannya, namun karena keshalihan dan kesuciannya.
Ketiga, tipe penghasut, tukang fitnah, dan biang gosip. Tipe ini
diwakili Hindun, istrinya Abu Lahab. Al-Qur’an menjulukinya sebagai
“pembawa kayu bakar” alias penyebar fitnah. Dalam istilah sekarang,
wanita penyiram bensin.
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya ia akan binasa.
demikian pula istrinya, pembawa kayu bakar yang di lehernya ada tali
dari sabut.” (QS. Al-Lahab: 1-5). Bersama suaminya, Hindun bahu membahu
menentang dakwah Rasulullah SAW, menyebar fitnah, dan melakukan
kezaliman. Isu yang awalnya biasa, menjadi luar biasa ketika diucapkan
Hindun.
Keempat, tipe wanita penggoda. Tipe ini diperankan Zulaikha saat
menggoda Nabi Yusuf. Petualangan Zulaikha diungkapkan dalam Al-Qur’an,
“Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf
untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu,
seraya berkata, “Marilah ke sini.” Yusuf berkata, “Aku berlindung kepada
Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan
baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.” (QS.
Yusuf: 23).
Kelima, tipe wanita pengkhianat dan ingkar terhadap suaminya. Allah
SWT memuji wanita yang tidak taat kepada suaminya yang zalim, seperti
dilakukan perempuan Fir’aun (QS. At-Tahriim: 11). Namun, pada saat
bersamaan Allah pun mengecam perempuan yang bekhianat kepada suaminya
(yang shaleh). Istrinya Nabi Nuh dan Nabi Luth mewakili tipe ini. Saat
suaminya memperjuangkan kebenaran, mereka malah menjadi pengkhianat
dakwah.
Difirmankan, “Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi
orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba
yang shaleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat
kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu
mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya) :
Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).” (QS.
At-Tahriim: 10).
Wanita-wanita yang dikisahkan Al-Qur’an ini hidup ribuan tahun lalu.
Namun karakteristik dan sifatnya tetap abadi sampai sekarang. Ada tipe
pejuang yang kokoh keimanannya, ada wanita shalihah yang tangguh dalam
ibadah dan konsisten menjaga kesucian diri, ada pula tipe penghasut,
penggoda, dan pengkhianat.
Terserah kita mau pilih yang mana. Bila memilih tipe pertama dan
kedua, maka kemuliaan dan kebahagiaan yang akan kita dapatkan. Sedangkan
bila memilih tiga tipe terakhir, kehinaan di dunia dan kesengsaraan
akhiratlah akan kita rasakan.
“Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang
memberi penerangan, dan contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu
sebelum kamu dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS.
An-Nuur: 34). Wallaahu a’lam. [Risma Hermawati]